Saturday, 2 November 2013

aspek ontologi,epistemologi dan aksiologi sila ke 5


                 BAB II

 PEMBAHASAN



A. aspek ontologis,epistimologis dan aksiologis sila ke 5
1. Aspek Ontologis
Ontologis adalah suatu kesatuan sistem bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang
hakikat yang ada. Hamper sama dengan aristoteles yang mengungkap bahwa ontologism
adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi
dan disamakan artinya dengan metafisika.Menurut Noor Syam ontology kadang-kadang
disamakan dengan metafisika, sebelum manusia menyelidiki yang lain, manusia berusaha
mengerti hakikat sesuatu. Manusia dalam interaksinya dengan semesta alam, melahirkan
pertanyaan-pertanyaan filosofis. Apakah sesungguhnya realita yang ada itu. Jadi Ontologi itu
adalah cabang dari filsafat yang persoalan pokoknya apakah kenyataan atau realita
itu.Demikian pula halnya dengan Pancasila Pancasila sebagai filsafat mempunyai sisi yang
abstra, umum, dan universal.Disini yang dimaksud abstrak bukannya Pancasila sebagai
filsafat yang secara operasional telah diwujudkan kedalam kehidupan sehari-hari, melainkan
sebagai pengertian pokok yang dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila,itulah
yang mengandung isi yang abstrak umum dan universal.Pancasila terdiri dari 5 sila yang
mempunyai awalan dan akhiran yang dalam tata bahasa membuat abstrak dari kata
dasarnya.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjiwai dalam sstem
pendidikan nasional, dengan perkataan lain bila dihubungkan Pancasila dengan kanyataan
yang ada dalam system pendidikan nasional tidak dapat dipisahkan,karena pendidikan
nasional itu dasarnya adalah pancasiladan UUD 1945. Jadi ini merupakan kesatuan yang
utuh.

 5.       Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Setiap bangsa di dunia bertujuan untuk menjadi masyarakat yang adil dan makmur, tapi
konsep setiap negara beda. Keadilan disini meliputi kebutuhan dibidang material dan spiritual
yang mencakup pengertian adil dan makmur pada asas kekeluargaan.Secara ontologis hakikat
keadilan sosial juga di tentukan oleh adanya hakikat keadilan sebagaimana terkandung dalam
sila ke dua yaitu kemanusiaan yg adil dan beradab.

2.   Aspek Epistemologi
Epistimologi adaah studi tentang pengetahuan atau kita mengetahui (adanya) benda-
benda. Epistemologi juga dapat diartikan sebagai cabang filsafat  yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas dan hakikat ilmu pengetahuan.Biasanya secara umum
epistimologis menetapkan apakah suatu cabang ilmu layak/tepat atau memenuhi syarat atau
tidak untuk disebut ilmu pengetahuan atau cabang pengetahuan.oleh karena itu epistemology
pancasila tidak dapat di pisahkan dengan konsep dasar ontologi pancasila.

5.       Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adil disini dalam arti luas, seimbangn antara ilmu umum dengan agama. Dan untuk
mendapatkannya dapat dilakukan pendidikan secara informal, formal, dan non-formal.Dalam
epistimologi pancasila terdapat prinsip-prinsip, yaitu :
  1. Prinsip manusia adalah subyek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu atas eksistensi diri(subyek), eksistensi dunia/lingkungan (obyek).
  2. Proses terbentuknya pengetahuan manusia adalah hasil kerjasama atau produk hubungan funsional subyek dengan lingkungannya. Jadi potensi dasar dengan factor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk pengetahuan.
  3. Sumber pengetahuan sebenarnya adalah alam semesta baik wujud alam (realitas) maupun sifat dan hukum dan hukum yamg inherent didalamnya (hukum alam).
  4. Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan (sekolah formal, pendidikan pada umumnya).
  5. Pengetahuan manusia, baik jenis maupun tingkatannya dapat dibedakan secara berjenjang sebagai berikut :
  • Tingkat pengetahuan indera (umum)
  • Tingkat pengetahuan ilmiah
  • Tingkat pengetahuan filosofis
  • Tingkat pengetahuan religious
  1. Kesadaran dan pengetahuan manusia tentang alam semesta raya dan metafisika adalah dunia pengetahuan ilmiahdan dunia filosofis bahkan religious secara terpadau.
  2. Dll.

3.  Aspek Aksiologis
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu
nilai. Dengan kata lain Aksiologis adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai
(value).Nilai tidak akan timbul dengan sendirinya, niai timbul karena manusia mempunyai
bahasa, maka dengan demikian menjadi mungkin adanya saling hubungan seperti yang ada
dalam masyarakat pergaulan, jadi masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai.Sesuatu bisa
dibilang mempunyai nilai jika :
  1. Berguna (nilai guna)
  2. Benar (nilai kebenaran atau logis)
  3. Mempunyai nilai moral, etis, dan religious.
Aksiologi (nilai) dari pancasila dan isinya :


5.       Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam mewujukan keadian bagi seluruh rakyat hendaknya kita mengembangkan
perbuatan yang luhur, menghormati hak orang lain, suka memberi pertolongan, bersikap
hemat, menghargai karya orang lain, dll.


B. Kesatuan sila-sila sebagai sistem filsafat
Sebagai suatu dasar filsafat Negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu
dengan lainnya, namun kesemua sila tersebut tidak lain merupakan suatu kesatuan yang
sistematis. Oleh karena itu, meskipun dalam uraian berikut ini menjelaskan nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila, namun semua itu tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan
sila-sila lainnya. Konsekuensinya setiap sila memiliki hubungan yang sistemik dengan sila-
sila yang lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila
senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem filsafat.Maka perbedaan arti dalam sila – sila
pancasila tersebut merupakan sebuah upaya untuk menyelesaikan atau mengatur banyaknya
masalah yang timbul di Negara Indonesia, dan masalah itu tentunya berbeda – beda dan dari
sinilah sila – sila tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam menyelsaikan masalah yang
ada, meski begitu sila – sila tersebut masih mempunyai sebuah hubungan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Dan sila – sila tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur menurut pancasila.Filsafat Pendidikan
Pancasila adalah tuntutan formal yang fungsional dari kedudukan dan fungsi dasar negara
Pancasila sebagai system kenegaraan Republik Indonesia. Wawasan kesadaran memiliki,
mewarisi, dan kebanggaan atas system kenegaraan Pancasila sebagai dasar negara Pancasila
sebagai dasar pengamalan dan kelestarian.Dalam makalah ini akan menyebutkan pengertian
dari Filsafat Pancasila Dalam Tinjauan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.




       BAB III
KESIMPULAN

Setelah kami berusaha untuk menguraikan pembahasan mengenai dasar-dasar
ontologis,epistemologis dan aksiologis sila-sila pancasila,dapat kami simpulkan bahwa:
Pancasila sebagai filsafat yg mempunyai isi yg abstrak umum dan universal untuk
dapat menentukan tujuan-tujuan yg akan dicapai demi peningkatan ketenangan dan
kesejahteraan hidup,pergaulan dan berwarga Negara. pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar Negara memiliki nilai-nilai:ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan dan keadilan
serta memiliki nilai-nilai tersendiri.













DAFTAR PUSTAKA


Prof. Dr. H. Jalaludin dan Prof. Dr. H. Abdullah Idi . M.Ed , 2011, Filsafat Pendidikan,
Manusia, Filsafat  dan  Pendidikan, Jakarta
Drs. Prasetya, Filsafat  Pendidikan, Pustaka  Setia, bandung

1 comment: