Wednesday, 18 May 2016

pancasila



PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
SEJARAH PERUMUSAN
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
  • Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
  • Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:
Hari Kesaktian Pancasila
·         Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
·         Pada hari itu, enam Jendral dan 1 Kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Butir-butir pengamalan Pancasila [2]

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.

Ketuhanan Yang Maha Esa

  1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
  4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

  1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Persatuan Indonesia

  1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
  4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

  1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
  2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
  5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
  6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

  1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
  2. Bersikap adil.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak-hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak bersifat boros.
  8. Tidak bergaya hidup mewah.
  9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
  10. Suka bekerja keras.
  11. Menghargai hasil karya orang lain.
  12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.

Sila pertama


Bintang.
  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila kedua


Rantai.
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga


Pohon Beringin.
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat


Kepala Banteng
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima


Padi Dan Kapas.
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Monday, 2 May 2016

strategy of reading

CHAPTER I
INTRODUCTION

A.    BACKGROUND
To improve the English skills, language learner need to know, master, and create the language learning strategies. Knowing the types of language learning strategies will give the student same alternative in learning strategies that mostly appropriate to use. Fedderholt (2006: 1) argue that successful language learner make use of different types of learning strategies. Indeed, learning strategies can make a powerful impact to the outcome of language learning. Zainil (2005: 69) also state that nowadays, researcher as well English language teacher and lecturer believe that the strategies play a major role in learning English because the learner attention is not on structural devices anymore but on developing communicative competence.
Language learning strategies may exist in all level. A student begins to learn speaking and reading in English from the elementary school, it means that he/ she begins to use learning strategies taught by the teacher. Repetition, imitation, memorization, using chart and games are typical learning strategies used in this level of learning. It is basically the same when the students learn speaking and reading in higher level as like in a university. The college student must learn and to be familiar with the more complicated sentences. Actually, the English college student especially the student of the English Department has been taught and offered the various types of learning strategies in speaking and reading class.








CHAPTER II
EXPLANATION

A.    Scanning
Scanning is very high-speed reading that you do when you are looking for a specific piece of information. When you scan, you have a question in mind. You do not read every word, only key words that will answer your question. Practice in scanning will help you learn to skip over unimportant words so that you can read faster
B.     Skimming
Skimming is another high-speed reading technique that can save you time and help you get through a text quickly. You skim to get the general sense of a passage, not specific details. When you skim, you should not read the whole text. Your eyes should move very quickly over the lines and you should read only the parts of the text that will help you answer the questions.
The following passage about skimming shows the parts of a text that are usually most helpful. These parts often give you the writer’s ideas or opinions. However, every text is different. When you are skimming, you need to be flexible. What you read will depend on the question you are asking and the way the passage is written. The following passage gives you an example of how to skim.
C.    Locating the Main Idea
One useful way to understand the main idea of a paragraph is to start by identifying the paragraph’s topic. A paragraph’s topic is the subject under discussion. When identifying the topic of a paragraph, remember that it should be general enough to cover the material in the paragraph, but not so general that the label could apply to many paragraphs.
Let’s look at this paragraph to illustrate.
Beginning in the late tenth century, many new cities and towns were founded, particularly in northern Europe. Usually, a group of merchants established a settlement near some fortified stronghold, such as a castle or monastery. Castles were particularly favored since they were usually located along major routes of transportation or at the intersection of two such trade routes; the lords of the castle also offered protection. If the settlement prospered and expanded, new walls were built to protect it.
What is this paragraph about? The opening sentence tells us that it is about “cities and towns” in “Europe” in the “late tenth century.” But, is it about all towns in tenth-century Europe? No. As the opening sentence establishes, it is about the founding of new towns. The rest of the paragraph contains specific details about how (by merchants) and where (near castles and trade or transportation routes) the new towns were established. The paragraph’s topic is the founding of new towns in late tenth-century Europe.
Once you have identified the topic of the paragraph, you can locate the main idea sentence by looking for a statement which contains some ideas/opinions about the topic. This sentence, however, must be broad enough to include all other ideas in the paragraph. The main idea must make the rest of the paragraph meaningful. It is the one idea that ties all of the other details together.
The main idea is often found in the first sentence of a paragraph; however, you may find it in other locations; that is, in the last sentence, in the middle sentence, split between the first and the last sentences or not stated in the paragraph at all.
Study the sample paragraphs on the next page and notice the locations of the main idea and its relationship with the other sentences in the paragraph.
D.    Understanding Reference
1.      Pronoun
Writers use pronouns instead of repeating the same word or name many times. Pronouns can be singular or plural. This means they can replace a single name/idea or a group of names/ideas.
Example:
Modern technology has dramatically changed the way we view the world. With air travel, satellite communications, and computers, it seems a much smaller place these days.
The word ‘it’ refers to ‘the world’.

2.      Substitution (Synonyms)
Writers make their writing interesting and enjoyable to read by using a variety of words. They may use different words or phrases to name the same thing. It is important to remember that even though two different words are used, they refer to the same thing.
Example:
·         Many Estonians have country homes on the nearby island of Saaremaa in the Baltic Sea. They visit their simple cottages often and plant large gardens there.
The word ‘cottages’ refers to homes.
·         A pedicab is a small cab that is pulled by a bicycle. This human-powered transportation has been popular in Asian countries for many years.
The phrase ‘human-powered transportation’ refers to pedicab.
E.     Making Inferences
The process of putting pieces of information together so that they make sense is called making an inference. In other words, when you “infer” something, you are drawing an unstated conclusion from the information that you already have.
Here is a postcard from a friend. The postcard was damaged so you can’t read the postmark or the first line. Read the postcard and discuss the questions that follow with your classmates.
F.     Thinking Logically
When you are reading, understanding the words is not enough to understand the whole text. You need to be able to make logical connections between the ideas and information in your reading. This means using the information you already know to reach a conclusion. In other words, you need to think logically.
G.    Guessing Meanings from Contexts
What do you usually do when you come to a word you do not know while reading? Do you
a)      look it up in the dictionary?
b)      ask your teacher?
c)      ask a friend?
d)     try to guess what it means?
Advantages of guessing
·         It is fast because you don’t have to interrupt your reading.
·         It helps your comprehension because you stay focused on the general sense of what you are reading.
·         It helps you remember words within their contexts.
·         It allows you to enjoy your reading more because you don’t have to stop often.
When you try to guess the meaning of an unknown word, you use the text surrounding the word –the context– to provide you with clues. Sometimes you can guess the meaning of a word from other words within the sentence but sometimes you may need to read several sentences in order to find the clues.
H.    Predict and revise
your predictions about what is going to occur in the reading. Those types of reading strategies can guide the student to improve their reading skill. But, using sources like English newspaper, magazine journal or other sources also can be categorized as reading strategies.









CHAPTER III
CLOSING

A.    CONCLUSION
It is concluded that he existing cognitive, metacognitive and social learning strategy both in reading and speaking of the student of English department of Pre-Served Teacher, Faculty of Teacher Training and Education are medium. Also, it was found that the cognitive, metacognitive, and social learning strategy are interrelated one to others. The decision maker can make or review the curriculum to be a guideline for the next curriculum planning. The curriculum should be based much on the learning process way. The English Department may create or improve some courses that will more focus of learning in the process of the English instructions. It can also facilitate the learning by providing various types of learning materials that can be used in learning process












BIBLIOGRAPHY
Zainil, 2005. Good language Learner Strategies and Communicative Language Teaching
Padang: Padang State University Press.
Wenden, Anita and Joan Rubin. 1987. Learner Strategies in Language Learning. London:

Prentice Hall international Ltd.